Friday, November 26, 2010

Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis





Sebagian kalangan masih berharap bahwa aktivisme filantropi--yaitu kegiatan komunitas yang tujuannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, di antaranya melalui kegiatan "memberi"--dan ekspresi-ekspresi kesalehan sosial lainnya dapat memberikan kontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat miskin.

Di tengah lemahnya peran negara, segudang pengalaman yang dimiliki kaum modernis Islam di Indonesia, khususnya Muhammadiyah, dalam mengekpresikan "ideologi kesejahteraan" pun ditantang oleh masalah kemiskinan dan penyakit kerawanan sosial di negeri ini yang tak kunjung pulih pasca-krisis multidimensi.

Bagaimanakah kultur dan struktur filantropi Islam kaum modernis di Indo-nesia? Dilema-dilema seperti apakah yang mereka hadapi dalam menjaga relevansi sosialnya? Sembari mencoba menjawab beberapa pertanyaan tersebut, buku ini mengurai rumusan visi kesejahteraan perserikatan Muhammadiyah dalam memasuki "babak baru" perjuangannya.

Selain itu, buku ini juga memotret dinamika gerakan filantropi Muhammadiyah: doktrin, wacana, kebijakan, praktik, proses mobilisasi, dan dilema pengorganisasiannya.

"Hilman Latief adalah salah seorang intelektual muda Muhammadiyah yang memiliki perhatian terhadap relevansi sosial organisasi ini. Buku ini merupakan ekspresi komitmen dan keprihatinan yang dimilikinya."
--Martin van Bruinessen, Professor of Comparative Studies of Contemporary Muslim Societies, Utrecht University


Hilman Latief, Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis (Jakarta: Gramedia, 2010)

No comments:

Post a Comment