Showing posts with label Monograph/Book. Show all posts
Showing posts with label Monograph/Book. Show all posts

Friday, November 26, 2010

Para Pembaharu: Pemikiran dan Gerakan Islam di Asia Tenggara

(Contributor) “Syafii Maarif dan Pengarusutamaan Islam Moderat di Indonesia” dalam Ahmad Suwaedy dan Raja Juli Antoni (eds.) Para Pembaharu: Pemikiran dan Gerakan Islam di Asia Tenggara (Jakarta and Bangkok: Seams for Freedom and Enlightenment & the Wahid Institute, 2009)

Kritik Teks Keagamaan, Nasr Hamid Abu Zaid

Menggali lembaran epistemologi sebuah tradisi agama melalui pendekatan ilmu-ilmu sosial dan humaniora modern tak selamanya mulus. Masalah sudut pandang dan interpretasi kembali menjadi titik pijak perdebatan intelektual yang kunjung belum usai, termasuk di Mesir. Setelah Thaha Husain, Amin al-Khulli, Muhammad Ahmad Khalafullah, mauun Ali Abdul Razik, harus berhadapan dengan sebuah wewenang yang menyebut dirinya sebagai penjaga kemurnian tradisi, maka Nasr Hamid Abu Zaid, tokoh yang dikaji dalam buku ini, pun ikut menuai badai.

Tradisi dan modernitas kembali dipertaruhkan. Pandangan-pandangan kritisnya dianggap telah menodai keluhuran sebuah tradisi agung yang tak perlu diungkit kembali. Kritik wacana penyebabnya. Uniknya, Nasr Abu Zaid, yang dalam komunitas di sekitarnya di tolak, termasuk di kalangan par aulama Mesir otoritatif, justru mendapatkan apresiasi yang tak kalah besar di luar kampung halamannya, termasuk di kalangan para mahasiswa. Kendati ia harus diseret ke pengadilan, dan diharuskan bercerai dengan istrinya, karena telah dianggap keluar dari Islam, namun gairah intelektual tak pernah menyurutkan dirinya untuk berkarya.

Buku ini mengajak anda untuk berdialog dengan Nasr Hamid Abu Zaid, melalui beberapa karyanya yang oleh para seterunya dianggap telah menyimpang dan bahkan pernah dilarang untuk diedarkan.

Hilman Latief, Kritik Teks Keagamaan, Nasr Hamid Abu Zaid (Yogyakarta: Elsaq Press, 2003)

Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis





Sebagian kalangan masih berharap bahwa aktivisme filantropi--yaitu kegiatan komunitas yang tujuannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, di antaranya melalui kegiatan "memberi"--dan ekspresi-ekspresi kesalehan sosial lainnya dapat memberikan kontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat miskin.

Di tengah lemahnya peran negara, segudang pengalaman yang dimiliki kaum modernis Islam di Indonesia, khususnya Muhammadiyah, dalam mengekpresikan "ideologi kesejahteraan" pun ditantang oleh masalah kemiskinan dan penyakit kerawanan sosial di negeri ini yang tak kunjung pulih pasca-krisis multidimensi.

Bagaimanakah kultur dan struktur filantropi Islam kaum modernis di Indo-nesia? Dilema-dilema seperti apakah yang mereka hadapi dalam menjaga relevansi sosialnya? Sembari mencoba menjawab beberapa pertanyaan tersebut, buku ini mengurai rumusan visi kesejahteraan perserikatan Muhammadiyah dalam memasuki "babak baru" perjuangannya.

Selain itu, buku ini juga memotret dinamika gerakan filantropi Muhammadiyah: doktrin, wacana, kebijakan, praktik, proses mobilisasi, dan dilema pengorganisasiannya.

"Hilman Latief adalah salah seorang intelektual muda Muhammadiyah yang memiliki perhatian terhadap relevansi sosial organisasi ini. Buku ini merupakan ekspresi komitmen dan keprihatinan yang dimilikinya."
--Martin van Bruinessen, Professor of Comparative Studies of Contemporary Muslim Societies, Utrecht University


Hilman Latief, Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis (Jakarta: Gramedia, 2010)